Postingan

Jalan Pulang

Apa yang kau temukan di jalan pulang. Apakah kau dapati seorang kawan. Atau gubuk kecil untuk kakimu kau istirahatkan. Apa yang kau lewati di jalan pulang, adakah duri yang menghalang, atau ranjau sepanjang jalan. Pulanglah, Tuhan tidak akan mengusirmu. Meski baru kemarin kau pulang, lalu pergi lagi. Lalu sekarang ingin pulang. Pulanglah, Tuhan akan mempersilakanmu, meski kemarin kau baru saja melupakannya. Pulanglah, panjatkan doa untuk Tuhan yang kemarin kau baru saja lupakan.

Perjanjian Bintang

  Suara ucapan selamat datang di stasiun Kisaran. Menarik Khanza dari lamunan panjangnya. Entah sejak kapan, jarinya tanpa sadar sedang meraba-raba luka bekas siraman air panas yang masih membekas di pergelangan tangannya. Luka itu masih saja menyisakan bekas, padahal sudah berumur belasan tahun. Begitu juga dengan kenangan yang menyertainya, akan terus menetap di sudut hatinya yang paling dalam. Di sebelahnya, Meira masih pulas dengan kepala menunduk. Sebahagian rambutnya terjatuh menutupi muka. Badannya tegak dengan kaki bersilang. Bahkan ketika tidur pun dia terlihat anggun. Posisinya tidak berubah sejak tadi. Khanza selalu heran dengan orang-orang yang bisa tidur dengan posisi ternyamannya selama berjam-jam. Dia pasti tidak sanggup melakukan itu. Waktu kecil, saat bangun tidur dia sering menemukan dirinya telah berubah posisi 180 derajat; kepala di kaki, kaki di kepala. Tak jarang pagi hari bapak menemukan dia terbaring di lantai. Bahkan benturan badan dengan ubin pun tidak

Gadis Di Penghujung Jalan

Khanza mengamati situasi di sekelilingnya. Kursi kereta disusun menghadap ke depan. Dia duduk dipinggir kursi belakang sambil melihat dibalik bilik jendela kereta. Setiap baris terdiri dari empat tempat duduk yang dipisahkan oleh sebuah lorong kecil tempat petugas kereta berlalu-lalang. Kursi A dan B di sebelah kanan, kursi C dan D di sebelah kiri. Khanza duduk di kursi 15A. Kursi 15B di sebelah kirinya masih kosong. Mungkin penumpangnya baru akan naik dari stasiun berikutnya yang berkisar sekitar 20 menit lagi dari stasiun tempat Khanza berangkat. Untuk sementara dia bisa memonopoli kursi hijau kusam dengan sedikit karatan di balik ambal kursinya itu sendirian. Penumpang di kursi 15C dan 15D adalah seorang ibu paruh baya beserta anaknya. Sang anak, seorang gadis kecil dengan usia sekitar empat tahun dengan rambut panjang yang di kuncir lalu diikat dengan pita merah sehingga membuat wajahnya yang cantik kelihatan semakin manis dan feminin , tengah menunduk sambil asyik dengan mem